PT Pertamina (Persero) membangun kampung iklim demi mengurangi emisi karbon di Indonesia. Adapun pemerintah menargetkan pembangunan 20 ribu kampung iklim pada 2024.
“Pertamina memfasilitasi multi stakeholder dan kolaborasi multi level dalam mengimplementasikan aksi iklim yang konkrit di tingkat lokal, terutama di setiap desa terdekat dari wilayah operasi kami,” kata Sekretaris Perusahaan Pertamina Brahmantya Satyamurti Poerwadi dalam keterangan resminya, Sabtu (13/11).
Poerwadi mengatakan terdapat empat cara Pertamina membangun kampung iklim, yakni dengan melalui Penghijauan, Pengelolaan limbah, Pemanfaatan energi baru terbarukan dan Budi daya pertanian.
Pertamina pun telah menanam lebih dari 300 ribu mangrove bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah daerah, serta mendukung kemandirian ekonomi melalui program ekowisata. Program ini memberikan dampak sosial ekonomi kepada lebih dari 3.000 penerima manfaat dengan pendapatan kelompok mencapai Rp900 juta per tahun.
Program penghijauan tersebut membuktikan komitmen Pertamina dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-15, yaitu perlindungan, restorasi, dan peningkatan ekosistem yang berkelanjutan, pengelolaan kelestarian hutan, restorasi lahan, dan konservasi keanekaragaman hayati.
Pertamina juga meningkatkan kesadaran dan mengintensifkan pemanfaatan potensi sumber energi baru terbarukan yang ada di masyarakat untuk membangun kemandirian energi di tingkat masyarakat.
“Sumber energinya bermacam-macam, mulai dari matahari, angin, dan air yang telah tersedia di alam dan mudah ditemukan oleh masyarakat di sekitarnya,” ujar Poerwadi.
Program ini telah menghasilkan lebih dari empat juta watt-peak listrik tenaga surya dan pendapatan ekonomi senilai hampir Rp200 juta per tahun.
Pertamina juga meningkatkan kompetensi dalam pengelolaan limbah dengan mengubah limbah menjadi energi. Melalui program ini, perseroan mengembangkan pemanfaatan biogas untuk kebutuhan memasak dan listrik, serta mengubah minyak jelantah menjadi bahan bakar nabati.
“Pemanfaatan lebih dari 400 ribu meter kubik gas metana per tahun diperkirakan akan memberikan nilai tambah bagi lebih dari 5.000 orang,” katanya.
Di sektor pertanian, Pertamina dan masyarakat di wilayah Sumatera membuat program terobosan unik dengan memberdayakan kelompok-kelompok pemadam kebakaran.
Program yang dilakukan meliputi pengembangan teknologi pemadaman kebakaran hutan dan lahan, serta pembudidayaan tanaman produktif di lahan gambut. (MI/D2)