WIDODO
PEKON Srirahayu, Kecamatan Banyumas, terus berbenah. Selama empat tahun adanya program alokasi dana desa, pembangunan infrastruktur jalan, talut, dan drainase bisa dikatakan tuntas.
Tahun depan Pekon Srirahayu akan fokus dalam pengerasan jalan lingkungan. Hal itu dikatakan Plt Pekon Srirahayu M Thoha, Selasa (14/8). Dia menjelaskan Srirahayu merupakan pekon kecil dengan luas 296 ha, serta jumlah penduduk 1.459 jiwa dengan dua dusun dan 8 RT.
Thoha menyatakan pada 2018, pembangunan pekon yang dilaksanakan dalam satu tahun berjalan memiliki empat sumber, meliputi sumber dari pusat alokasi dana desa sebesar Rp738.303.000, alokasi dana pekon Rp446.557.000, bagi hasil pajak dan retribusi Rp9 juta, serta bantuan provinsi Rp6 juta. “Jadi total modal anggran pendapatan dan belanja pekon tahun 2018 sebesar Rp1.196.000.000.
Thoha menambahkan dana desa 2018 digunakan untuk pembangunan fisik sebesar 70%, sedangkan pemberdayaan aparatur pekon dan pembiayaan sebanyak 30%.
Dia menambahkan untuk pembangunan fisik, yaitu drainase sepanjang 381 meter di Dusun 1 dan 2 serta cor rabat beton di Dusun 1 dan 2 sepanjang 600 meter dan lebar 2,5 –3 meter. Khusus cor beton dilakukan karena banyak jalan lingkungan yang tidak bisa dilalui bahkan selalu becek. Adapun pemasangan paving block di Dusun 1 sepanjang 110 meter dan lebar 1,5 meter serta pembangunan gedung posyandu di Dusun 1 ukuran 16 x 8 meter di anggarkan Rp191 juta.
Thoha bertugas dari Juli—Oktober 2018, meneruskan Kepala Pekon definitif Suryono yang sedang cuti karena ikut pemilihan kepala pekon yang akan dilangsungkan 10 Oktober 2018. Dia mengakui program kerja yang dilaksanakan saat ini adalah hanya meneruskan program kerja sebelumnya.
“Sama sekali tidak ada perubahan program dan murni hasil penyusunan tahun 2017, hasil musrenbangdes,” kata dia.
Tugas plt akan berakhir setelah pemilihan kepala pekon pada 10 Oktober 2018, dan secara otomatis kakon definitif aktif kembali. Namun, selama empat bulan ini di jabat plt, kakon definitif sama sekali tidak bisa intervensi jalanya pemerintahan ataupun jalannya pembangunan. “Mutlak menjadi kewenangan plt kakon,” ujarnya.
Thoha yang juga merangkap juru tulis itu menyatakan terkait kondisi drainase tahun 2018 di jalan pekon bisa dikatakan sudah tuntas. Sebab, sudah dibangun sejak alokasi dana pekon dikucurkan pada 2015.
Di dalam alokasi dana desa, juga terdapat alokasi untuk bumdes. Di Pekon Srirahayu, bumdes untuk simpan pinjam pertanian serta usaha UMKM, seperti makanan, perca, dan usaha kecil.
Tahun depan alokasi dana pekon bisa digunakan untuk memfokuskan program pengerasan jalan lingkungan dan merencanakan membangun drainase pertanian. Pengerasan jalan lingkungan yang telah dijalankan adalah cor beton.
Jalan lingkungan di Srirahayu sekitar 5 km, sedangkan yang sudah dicor beton sekitar 2 km. Adapun untuk jalan lingkungan yang lebih sempit dibangun dengan paving block.
Menurut dia, dipilihnya cor beton karena dinilai lebih kuat jika dibandingkan dengan aspal/lapen. Cor beton mengggunakan standar K175, standar kualitas beton tidak asal-asalan dan mampu dilintasi beban 10 ton lebih.
Cor beton dinilai lebih nyaman, lebih awet, dan prosesnya juga cepat. Kalau lapen kita harus pasang onderlaag dahulu.
Pemberdayaan
Pekon Srirahayu juga melakukan pemberdayaan berupa pelatihan peningkatan kapasitas posyandu, pelatihan peningkatan kapasitas organisasi pencak silat, peningkatan kapasitas hansip/linmas, serta peningkatan kapasitas karang taruna. “Semua pelatihan tersebut dilaksanakan secara internal di Pekon Srirahayu,” kata dia.
Berdasarkan manfaat yang telah dirasakan selama empat tahun bergulirnya alokasi dana desa, pembangunan bisa merata di semua dusun, bisa meratakan perekonomian, mempermudah angkutan hasil usaha tani, serta kalau musim hujan tidak ada lagi jalan yang tergenang. Jalan sudah bisa dikeraskan semua. Di dalam alokasi dana desa, juga terdapat alokasi untuk bumdes. Di Pekon Srirahayu, bumdes untuk simpan pinjam pertanian serta usaha UMKM, seperti makanan, perca, dan usaha kecil. (D2)