LIMA kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di Lampung Tengah terus berkembang dan menjadi embrio kampung-kampung dengan ketahanan pangan yang baik. Tidak hanya itu, KRPL terbukti mampu meningkatkan ekonomi keluarga, selain mencapai tujuan utamanya memperbaiki gizi keluarga.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lampung Tengah Jumali mengatakan kawasan rumah pangan lestari merupakan program intervensi penanganan stunting. Di Lampung Tengah, pada 2018, ada lima kawasan yang dibentuk, yakni Tanjungrejo di Kecamatan Pubian, Tulungkakam (Bumiratu Nuban), Buyutudik (Gunungsugih), Mataramudik (Bandarmataram), dan Mataramilir (Seputihsurabaya).
“KRPL didirikan dengan cara membentuk kelompok dan membangun tempat pembibitan tanaman, terutama sayuran. Setelah berjalan, anggota kelompok menanam bibit-bibit tersebut di lahan pekarangannya masing-masing. Hasil dari tanaman di pekarangan inilah yang digunakan untuk meningkatkan gizi keluarga bahkan menambah penghasilan,” ujar dia, Rabu (19/9).
Setelah bibit untuk anggota terpenuhi, kelompok dapat menambah jumlah anggota, dari 30 menjadi 45 orang.
Menurut Jumali, antusiasme warga dalam kelompok memungkinkan KRPL berkembang baik Bibit yang dihasilkan KRPL pun tidak hanya cukup untuk anggota kelompok, tetapi bisa dijual kepada masyarakat kampung setempat yang tidak masuk anggota kelompok.
“Perlahan, setiap rumah memiliki kebun sayur di pekarangannya. Kalau itu terealisasi, bukan hanya gizi keluarga membaik, tetapi perekonomian keluarga juga meningkat. Tentu akhirnya kampung itu menjadi cikal bakal kampung dengan juga ketahanan pangan yang baik,” kata dia.
Setiap KRPL pada awal berdirinya beranggotakan 30 orang. Setelah bibit untuk anggota terpenuhi, kelompok dapat menambah jumlah anggota, dari 30 menjadi 45 orang. Setelah kebutuhan bibit untuk seluruh anggota terpenuhi, sisa bibit dapat didistribusikan ke warga lain di kampung setempat. (WAH/D2)
Discussion about this post