
PEREKONOMIAN Lampung didorong dari desa, melalui dana desa. Sejak bergulir 2015 hingga 2018, sudah Rp5 triliun lebih dana itu menggerakkan produktivitas masyarakat desa mengolah potensi yang ada.
Kepala Dinas PMD Lampung Yuda Setiawan melalui Bidang Perencanaan Desa DPMD Lampung I Wayan Gunawan mengatakan dana desa sudah disalurkan selama ini yakni pada 2018 Rp2 triliun lebih, 2017 Rp1,9 triliun, 2016 Rp1,2 triliun, dan 2015 Rp500 miliar lebih.
Menurutnya, saat ini proges penyaluran dan pemanfaatan pembangunan dari dana desa cukup baik. Hal yang sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung untuk mendukung pemanfaatan dana desa, di antaranya mengecek regulasi yang ada sehingga penggunaannya lebih maksimal seperti memanfaatkan sumber daya manusia di desa.
“Pemprov hanya memastikan bahwa manajemen pengelolaan dana desa bisa dilaksanakan oleh mereka sehingga maksimal,” kata dia, Kamis (9/8).
Dia menjelaskan dana desa merupakan program Pemerintah Pusat sangat bermanfaat dan memberi implikasi yang besar bagi perekonomian desa. Masyarakat bahu-membahu meningkatkan potensi wisata seperti di Bangunrejo, Pesawaran, Lampung Selatan, dan desa lainnya. “Hampir semua kabupaten mengoptimalkan dana desa untuk kemajuan desanya,” ujarnya.
Sehingga kita harapkan juga ada stabilitas, karena irigasi sudah baik, jalan produksi sudah baik, sehingga ada juga nanti stabilitas pangan tidak terganggu
Selain itu, masyarakat bersama aparatur desa bisa meningkatkan perekonomian di berbagai sektor. Sejumlah sektor itu seperti pariwisata, pertanian, perkebunan, dan UMKM melalui Bumdes. “Dana desa digunakan untuk meningkatkan kapasitas SDM,” ujarnya.
Apalagi Presiden Joko Widodo mengatakan desa dapat menjadi salah satu pilar ekonomi nasional, syaratnya perekonomian di desa dapat maju. “Jadi kita ingin desa ini nantinya bisa menjadi pilar ekonomi nasional kalau dana desa itu betul-betul bisa tepat sasaran. Sehingga menaikkan daya saing desa, bisa meningkatkan perekonomian desa,” kata Presiden beberapa waktu lalu.
Presiden juga meminta dana desa itu dibelanjakan di sekitar desa dan kecamatan saja sehingga perputaran uang berada di desa. Sehingga tidak kemudian, kembali lagi ke kota yang berujung di Jakarta. “Dana desa betul-betul uang berputar di bawah ini juga akan memberikan percepatan pada ekonomi. Sehingga kita harapkan juga ada stabilitas, karena irigasi sudah baik, jalan produksi sudah baik, sehingga ada juga nanti stabilitas pangan tidak terganggu,” kata dia. (AJI/MI/R4)