MENTERI Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengingatkan dana desa harus dioptimalkan dalam kegiatan positif. Khususnya, untuk menghapus ketertinggalan pembangunan di desa-desa.
“Dengan dana desa yang diberikan Pemerintah Pusat ini, seluruh desa yang tersebar di seluruh Indonesia diharapkan dapat berkembang, mandiri, dan sejahtera,” ujar Eko saat menjadi pembicara dalam seminar di FISIP Universitas Bengkulu, Minggu (11/11).
Dana desa juga mampu menyediakan sarana prasarana penunjang kualitas hidup masyarakat desa melalui pembangunan 942.927 unit sarana air bersih, MCK (178.034), polindes (8.028), PAUD (48.694), posyandu (18.477), drainase (39.920.120), serta sumur bor (37.662)
Eko juga memaparkan manfaat sejumlah program kementerian sebagai upaya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dan pendapatan masyarakat desa menuju kesejahteraan. “Formulasinya bagaimana. Jadi dari total dana desa yang dialokasikan itu, sebesar 80% dibagi rata dan 20%-nya dialokasikan sebagai dana tambahan atau afirmasi kepada desa yang miskin, tertinggal, dan terluar. Harapannya, desa miskin dapat mengejar ketertinggalannya,” kata dia.
Eko memaparkan hingga saat ini dana desa telah mampu menunjukkan hasilnya, yakni dengan terbangunnya sarana dan prasarana penunjang aktivitas ekonomi masyarakat. Seperti terbangunnya 1.028.225 meter jembatan. Kemudian, jalan desa 158.619 kilometer, pasar desa 7.421 unit, dan bumdes (35.145). Ada juga embung desa (3.026), sarana irigasi (39.656), serta sarana-prasarana penunjang lainnya.
“Bukan itu saja. Dana desa juga mampu menyediakan sarana prasarana penunjang kualitas hidup masyarakat desa melalui pembangunan 942.927 unit sarana air bersih. Kemudian MCK (178.034), polindes (8.028), PAUD (48.694), posyandu (18.477), drainase (39.920.120), serta sumur bor (37.662),” ujar dia.
Kerja sama Institut Teknologi Bandung dengan Korea Foundation for Internastional Cultur Exchange dalam Young Creator Indonesian Fashion Institute (YCIFI) telah melahirkan 240 perancang busana global. Direktur YCIFI, Kim Yong-rak, menyebutkan pada Desember 2018 YCIFI beralih jadi lembaga afiliasi ITB dan beroperasi secara mandiri pada 2019. (MI/R4)