DANA desa bukan hanya untuk pembangunan fisik berupa infrastruktur, melainkan juga memberdayakan masyarakat. “Dana desa diprioritaskan untuk membangun ekonomi desa sehingga dana bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo di Bali, akhir pekan lalu.
Menurut Eko, saat ini ada tiga isu utama permasalahan, yaitu mengenai stunting, kemiskinan, dan sampah plastik. Bali salah satu daerah yang bisa mengelola sumber daya alam (SDA) sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi.
“Stunting karena kurang gizi. Coba alokasikan dana desa untuk atasi stunting. Kemudian masalah sampah, yang akan mematikan sektor pariwisata, jika tidak dikelola dan dikendalikan,” ujarnya.
Pengelolaan bank sampah keuntungannya bisa lebih dari Rp4 miliar.
Berdasarkan data WHO, di seluruh dunia diperkirakan ada 178 juta anak di bawah usia lima tahun pertumbuhannya terhambat karena stunting. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama.
Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Mendes juga mengajak masyarakat melakukan usaha pengelolaan sampah/bank sampah melalui badan usaha milik desa. Pengelolaan sampah bisa menghasilkan pendapatan. “Pengelolaan bank sampah keuntungannya bisa lebih dari Rp4 miliar,” ujarnya.
Dengan kreativitas tersebut dana desa bukan menjadi sumber utama, tetapi sebagai stimulus. (MI/S2)