UMAR ROBBANI
umar@lampungpost.co.id
WARGA menanti perbaikan jembatan Pulau Pasaran, Kelurahan Kota Karang, Telukbetung Timur, yang masih belum selesai. Sebagian jembatan yang menjadi akses utama masyarakat itu masih menggunakan kayu.
Bagian jembatan yang mengarah ke pulau telah mengalami penurunan, sehingga tenggelam ketika air laut pasang. Kondisi itu membuat kegiatan masyarakat menjadi terganggu.
Ketua RT setempat, Said, mengungkapkan belum ada informasi kelanjutan perbaikan itu. Ia mengaku banyak masyarakat yang menanyakan perihal rehabilitasi jembatan.
Ia menjelaskan setelah pemasangan tiang pancang, pemerintah menggunakan kayu untuk meninggikan jembatan. Hal tersebut dilakukan agar jembatan tidak tenggelam saat terjadi pasang air laut.
“Masyarakat harapannya bisa segera diselesaikan, karena ini kan jalur satu-satunya,” kata dia, Jumat (30/9).
Selain permukaan jembatan yang menurun, sebagian pembatas jembatan juga telah rusak bahkan roboh. Kondisi itu membuat warga mesti berhati-hati jika tidak mau tercebur ke laut terlebih pengendara motor.
Musa, warga setempat, mengatakan pengendara mesti mengalah jika berpapasan karena berisiko bersenggolan. Maka salah satu pengendara harus berhenti dahulu jika berpapasan.
Warga Khawatir
Selain itu, warga juga khawatir jembatan sementara tidak bertahan lama karena terbuat dari kayu. Hal itu, menurutnya, berbahaya bagi masyarakat setempat.
“Mudah-mudahan bisa segera diselesaikan, apalagi yang sementara ini hanya dari kayu,” ujarnya.
Diketahui, pada tahap pertama pemerintah menghabiskan anggaran Rp2,5 miliar untuk memasang tiang pancang. Sementara pada tahap II, pemerintah menganggarkan Rp1,5 miliar untuk memperbaiki jembatan.
Sementara itu, proses rehabilitasi jembatan pulau pasaran masuk tahap II. Dinas PU Bandar Lampung menargetkan perbaikan tersebut selesai pada 31 Desember 2022 mendatang.
Kadis PU Bandar Lampung, Iwan Gunawan, menjelaskan selama proses tersebut, masyarakat bisa melewati jembatan darurat dari kayu.
Untuk diketahui, rehabilitasi jembatan tahap I, pemerintah menghabiskan anggaran Rp2,4 miliar. Pekerjaan itu ditargetkan selesai Desember 2021 dan baru selesai pada April 2022. (O2)