WIDODO
JEMBATAN gantung yang menghubungkan dua Pekon, yakni Pekon Bumiarum kecamatan Pringsewu dengan Dusun Sinargunung Pekon Sinarbaru Timur kecamatan Sukoharjo, diperbaiki secara swadaya oleh kedua warga di dua Pekon tersebut, selama dua hari mulai Minggu (31/7) hingga senin (1/8).
Kepala Pekon Bumiarum Sugimin mengatakan jembatan gantung (Sasak) adalah satu-satunya akses warga menuju ke dua Pekon tersebut. Jembatan yang dibangun atau dirintis sekitar tahun 1980-an itu menjadi sangat penting bagi kedua warga Pekon masing-masing.
Keberadaan jembatan gantung yang panjangnya sekitar 50-60 meter dengan kedalaman di dasar sungai sekitar 7-10 meter, berada di jalan Pekon (desa), sehingga akses pihaknya meminta bantuan Pemkab untuk dibangun secara permanen sulit di realisasikan.
“Setiap perbaikan jembatan gantung selalu dilakukan secara swadaya dan terkadang ada bantuan dari donatur yang tidak mengikat,” kata salah satu warga dusun Sinargunung Pekon Sinarbaru Timur, Haryadi, Selasa (2/8).
Proses perbaikan diawasi langsung kepala Pekon Bumiarum Sugimin. Pelaksanaan perbaikan jembatan akhirnya selesai pada Senin (1/8).
Dengan mengunakan material papan, sebanyak 20 warga antusias memperbaiki jembatan yang menjadi akses utama itu.
“Alhamdulillah ada bantuan dari klub motor cross sebanyak Rp2,5 juta, sehingga bisa untuk membeli papan seharga Rp1,5 juta serta bantuan dari tukang kayu,” ujar kepala Pekon Bumiarum Sugimin.
Pantauan Lampung Post di lapangan, kondisi jembatan gantung yang menggunakan tali seling baja, sebenarnya cukup kuat untuk menahan beban berat orang yang melintas. Tetapi yang sering rusak adalah papan sebagai alas jembatan. Akibat terkena panas dan hujan serta getaran saat motor melintas sering kali papan lapuk dan lepas dari ikatan (paku), sehingga sering bolong-bolong.
Lalulintas Padat
Padahal jembatan tersebut memiliki akses lalulintas cukup padat dari tiga kecamatan, yakni kecamatan Pringsewu, kecamatan Sukoharjo dan kecamatan Banyumas. “Seharusnya menjadi perhatian pemerintah. Tetapi hingga saat ini karena berada di jalan Pekon, Pemkab enggan membangunnya,” kata dia.
“Setiap perbaikan jembatan gantung selalu dilakukan secara swadaya dan terkadang ada bantuan dari donatur yang tidak mengikat,”
Jembatan itu juga menjadi akses anak-anak sekolah dari Pekon Banjarejo kecamatan Banyumas yang hendak bersekolah di wilayah kecamatan Pringsewu. Belum lagi akses berdagang. Bahkan pedagang sayur yang menggunakan sepeda motor setiap pukul 02.00 wib dini hari sudah harus melintasi jembatan tersebut untuk menuju pasar Pringsewu guna berbelanja kebutuhan dagangnya berupa sayur-mayur.
“Kondisi tersebut terjadi setiap hari,” ujarnya.
Kini dengan direhabnya jembatan gantung tersebut membuat sejumlah warga merasa lebih nyaman saat melintas baik saat akan ke kebun, ke sawah atau saat ke pasar.
“Ya syukur Alhamdulillah jembatan sudah diperbaiki, sehingga saat malam-malam melintas jembatan untuk belanja ke pasar Pringsewu tidak khawatir terperosok,” kata salah satu pedagang sayur bernama Dawok.
Ia mengaku senang karena sudah bisa melintas lebih nyaman dan tidak khawatir masuk lubang atau terperosok. (D2)
widodo@lampungpost.co.id