PERDHANA WIBISONO
perdhana@lampungpost.co.id
PEMERINTAH Desa Seloretno, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, membangun sumur bor di areal sawah tadah hujan. Pembuatan sumur bor itu menggunakan dana desa, khususnya untuk ketahanan pangan.
Pembuatan tiga sumur bor di Dusun Banjasari, Sidorukun, dan Kampungduren itu merupakan dukungan program Pemerintah Pusat dan daerah untuk Pemulihan Ekonomi Nasional. Ketiga sumur bor yang dibangun terletak di areal sawah tadah hujan yang sangat bergantung pada cuaca setiap musim tanam padi.
Kepala Desa Seloretno, Achmad Subari, menjelaskan anggaran ketahanan pangan bersumber dari 20% dana desa tahun anggaran 2022. Pembuatan sumur bor di areal sawah tadah hujan sudah melalui mekanisme dan proses musyawarah dari tingkat dusun sehingga menjadi program prioritas.
“Pembuatan sumur bor di tiga titik sudah sesuai program prioritas,” kata dia, Rabu (7/9).
Bergantung pada Cuaca
Ia berharap dengan beroperasi sumur bor di areal sawah, petani bisa meningkatkan hasil produksi karena tidak bergantung pada curah hujan. “Petani setempat selama ini bergantung pada cuaca,” ujar dia.
Di tahun anggaran dana desa sebelumnya, akses jalan usaha tani sudah dibangun di areal sawah tersebut. Hal itu untuk mendukung akses menuju lahan pertanian. “Tahun lalu, sudah dibangun jalan usaha tani di areal sawah tersebut,” ujarnya.
Adapun untuk perawatan dan operasional pompa sumur bor diserahkan sepenuhnya kepada ketua kelompok tani sekitar. “Semua diserahkan kepada para petani. Harapan kami bisa dijaga dan dirawat,” kata dia.
Selanjutnya, petani di Desa Bangunan, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, mendapat bantuan empat titik sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air saat kemarau. Bantuan sumur bor tersebut bersumber dari anggaran dana desa 2022.
Kepala Desa Bangunan, Isnaini, mengatakan tahun ini merealisasikan pembuatan sumur bor di empat titik di areal persawahan tadah hujan. Sumur bor itu untuk memenuhi kebutuhan petani saat kemarau.
“Sumur bor ini memang sangat dibutuhkan petani kami. Soalnya areal persawahan di sini merupakan daerah tadah hujan yang hanya mengandalkan air hujan. Tidak ada hujan, jelas kekeringan. Oleh sebab itu, kami bantu sumur bor,” kata dia.
Isnaini mengaku pembuatan sumur bor itu dianggarkan melalui anggaran dana desa (DD) tahap pertama Rp96,6 juta. Lokasi sumur bor terletak di Dusun Ringinsari, Banjarsari 2, Tanjungrejo 1, dan Tanjungrejo 2.
“Sumur bor ini sepaket dengan kWh meter listrik, jaringan instalasi listrik berikut tiangnya. Mudah-mudahan sumur bor ini mampu memenuhi kebutuhan air di kala kemarau sehingga petani bisa panen dengan maksimal,” ujarnya.
Isnaini melanjutkan pembuatan sumur bor tersebut merupakan kegiatan bidang ketahanan pangan sebesar 20 persen dari pagu anggaran DD 2022 senilai Rp1,4 miliar. “Anggaran untuk ketahanan pangan ini Rp287,5 juta. Salah satu kegiatan yang ada di ketahanan pangan yakni pembuatan sumur bor,” kata dia.
Camat Palas, Rosalina, mengapresiasi adanya kepedulian Desa Bangunan kepada petani setempat. Ia mengaku bantuan ini bisa menjadi solusi bagi petani yang memiliki lahan sawah tadah hujan.
“Saya nilai ini keren. Soalnya saya lihat di lokasi juga memang enggak ada sama sekali saluran irigasi untuk membantu kebutuhan air. Jadi, sumur bor ini solusi yang tepat untuk membantu petani yang menggarap sawah di lokasi tadah hujan,” ujar Rosalina. (O1)