SERIKAT Tani Indonesia (Sertani) Provinsi Lampung memanen tanaman padi yang diuji coba dikelola secara organik di Dusun V Desa Matarambaru Kecamatan Matarambaru Kabupaten Lampung Timur, Minggu (21/11).
Padi organik tersebut milik petani dusun V Desa Matarambaru yang dikelola Sertani dan Kelompok Sadar Wisata Matarambaru dengan sistem organik tanpa menggunakan pupuk dan obat yang mengandung bahan kimia.
“Panen padi ini hasilnya maksimal. Perbandingan biaya produksi pengelolaan organik dan non organik per satu hektar sangat berbeda,” kata Ketua Sertani Lampung Agus Putra Eka Jasutra dalam rilis yang diterima Lampung Post.
Dia menjabarkan jika padi ditanam dengan pola nonorganik/kimia, biaya yang dihabiskan, yakni benih 20 kg Rp350 ribu, pupuk (NPK) 600 kg Rp1,8 juta, obat pestisida/fungisida/insektisida Rp2 juta, bajak Rp1,2 juta, ongkos tanam Rp800 ribu dengan total mencapai Rp6,35 juta.
Adapun dengan pola organik benih padi Sertani dalam uji coba tahap I di luas lahan 1.270 m2 atau 1/8 hektare menghabiskan biaya, yakni benih 2 kg Rp60 ribu, pupuk kandang kambing 15 karung Rp450 ribu, ongkos tanam Rp100 ribu, ongkos bajak Rp150 ribu dengan total biaya hanya sebesar Rp760 ribu.
Hasil gabah kering panen 13 karung dengan berat per karung 50—60 kg. Bila dikonversi ke 1 hektare total biaya dengan pola organik sebesar Rp6,08 juta atau terdapat selisih Rp270 ribu per hektare.
“Bila petani mau memproduksi pupuk sendiri dengan memanfaatkan kotoran hewan dan bahan organik lainnya, maka bisa menekan biaya produksi hingga Rp3 juta per hektare per masa tanam,” ujar dia.
“Ditambah lagi bonus kesuburan tanah dan kesehatan untuk konsumsi,” kata anggota DPRD Lamtim itu.
Hadir dalam acara memanen tersebut, di antaranya Camat Matarambaru Sriyati, mantan anggota DPD RI Anang Prihantoro, Kelompok Sadar Wisata Mataram Baru, dan para petani daerah sekitar. (ANT/D2)