PEMERINTAH Desa Haduyang, Kecamatan Natar, kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) berkomitmen kasus stunting atau bayi kekurangan gizi kronis tidak ada lagi di desa.
Kepala Desa Haduyang, Hasani mengajak seluruh warga terutama kader posyandu, puskesmas dan semua instansi terkait untuk secara bersama mewujudkan desa 0 kasus stunting.
Menurutnya, tanpa gotong royong dan kordinasi yang baik ia menilai semua pekerjaan akan sulit berhasil termasuk penuntasan kasus stunting.
“Maka dari itu saya sampaikan kita harus bersatu menuntaskan program kabupaten bahkan nasional dengan 0 kasus stunting di 2024 mendatang dan saya yakin semua itu bisa kita capai dengan semangat bahu membahu,” kata Hasani.
Menurut Kades, persoalan kesehatan di desa mesti dikerjakan bersama, meliputi posyandu harus aktif, tim puskesmas harus selalu koordinasi demi masa depan generasi penerus bangsa untuk tumbuh sehat dan kuat.
Koordinator Kemendes kecamatan Natar, Nurmala Sari dalam rapat rembuk stunting mengatakan, pelaksanaan rembuk stunting harus dilaksanakan sebelum akhir bulan September, karena di penghujung bulan September sudah masuk Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa.
“Semua desa wajib menganggarkan dana desa dalam RAPBdes meski desa bukan menjadi lokus stunting,” katanya.
Dia menambahkan Desa harus memiliki data remaja dan calon pengantin. Stunting bukan tanggung jawab dana desa saja tetapi ada dinas terkait juga, jadi harus bergotong royong, baik dinas kesehatan, dinas pertanian perikanan dan lain lain demi mewujudkan 0 kasus stunting.
Selanjutnya, Kepala UPT Puskesmas Branti Evi Marlina mengajak pemerintah Desa, masyarakat bekerjasama, karena stunting bukan hanya tugas satu instansi jika ingin mewujudkan 0 kasus stunting.
“Harus bergotong royong, karena dampak stunting ini luar biasa. Kalau Puskesmas selama ini sudah bekerja mulai posyandu, pemeriksaan ibu hamil, posyandu remaja, tetapi hal ini tidak akan berhasil tanpa ada kerjasama yang baik dari semua pihak termasuk desa,” katanya. (EBI/O1)