ATIKA OKTARIA
PROGRAM padat karya Dandang Omah resmi diluncurkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi beberapa waktu lalu. Program perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu) berbasis padat karya ini diharapkan menjadi stimulan dan mendongkrak ekonomi kerakyatan pada 154 kelurahan se-Surabaya, Jawa Timur.
Pada 2022, Dandan Omah menyasar 800 rutilahu yang tersebar di 154 kelurahan Surabaya. Jumlah sebanyak itu merupakan sebagian dari 3.450 usulan RT/RW yang disampaikan melalui kelurahan dan kecamatan.
Pekerjaan Dandan Omah melibatkan Kelompok Teknis Perbaikan Rumah (KTPR) atau pekerja yang berasal dari warga sekitar. Setiap satu unit rumah yang dibedah dikerjakan oleh empat orang pekerja dengan estimasi pekerjaan selama 20 hari. Sementara anggaran perbaikan tiap unit rumah itu sebesar Rp 35 juta.
“Tahun ini, Dandan Omah menyasar 800 unit rumah. Sementara untuk sisanya, insyaallah, pada tahun depan akan kami selesaikan semuanya,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam siaran pers yang Lampung Post, Kamis (21/4).
Program Dandan Omah di Kota Surabaya bisa dibilang berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Pasalnya, program padat karya di Kota Pahlawan ini mampu menyerap 3.200 tenaga kerja yang merupakan warga di wilayah sekitar.
Bahkan, program tersebut melibatkan 154 toko galangan di kelurahan masing-masing dengan dana berputar mencapai Rp 28 miliar. Dok. Pemkot Surabaya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meluncurkan program Dandang Omah.
Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan pada 2022, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya lebih memprioritaskan kebijakan-kebijakan untuk perbaikan pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan kepentingan masyarakat. Sebab, menurutnya, Surabaya akan menjadi kota hebat apabila masyarakatnya sudah sejahtera.
“Surabaya ini adalah ekonomi kerakyatan. Maka, uang dari Surabaya berputar di Surabaya dan untuk orang Surabaya,” ujar dia.
Tidak Dilaporkan
Oleh karena itu, ia juga kembali mengingatkan kepada camat dan lurah agar jangan sampai ada warga yang rumahnya tidak layak, tapi tidak dilaporkan. Pasalnya, anggaran Pemkot akan jauh lebih bermanfaat jika digunakan untuk kesejahteraan rakyat daripada dibuat membangun bangunan yang monumental.
“Buat saya, itu jauh lebih penting dan jauh lebih berharga daripada saya membangun sesuatu (monumental) yang tidak ada manfaatnya buat umat warga Surabaya,” katanya.
Anah Janah merupakan satu dari 800 masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) penerima intervensi Dandan Omah 2022. Ia mengaku, sudah tiga tahun menunggu rumahnya diperbaiki. Sejak 2019, rumah Anah yang berada di Jalan Kedung Rukem IV/32B, Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, mulai diajukan program Rutilahu. Namun, karena pandemi, anggaran program itu harus dirasionalisasi dan baru direalisasi pada 2022. “Waktu itu yang mengusulkan anak saya, didaftarkan. Karena waktu itu ada corona, jadi berhenti. Alhamdulillah, sekarang sudah diperbaiki. Saya terima kasih kepada Pak Wali Kota Eri. Saya bersyukur sama Allah,” kata Anah.
Orang tua tunggal berusia 61 tahun tersebut harus tinggal serumah dengan 6 anggota keluarga. Juga, bersama satu anak, menantu, cucu, dan cicitnya. Dengan luas 36 meter persegi, rumah Anah memang sudah tidak layak huni. Apalagi, saat hujan turun, air langsung terjun bebas masuk ke dalam rumah. Namun, saat ini, Anah bisa tersenyum bahagia. Sebab, rumahnya mulai diperbaiki melalui program Dandan Omah. “Alhamdulillah, ini diperbaiki, saya berterima kasih diberi rezeki sama Allah melalui Pak Eri Cahyadi,” ujar Anah sembari meneteskan air mata bahagia. (RLS/D2)