PT PLN (Persero) berkomitmen menerangi pelosok negeri terus berlanjut. Pada triwulan I 2022, perseroan berhasil mengalirkan listrik ke desa-desa terpencil di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Awaluddin Hafid optimistis kehadiran listrik dapat menggerakkan perekonomian warga sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, adanya akses listrik akan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, serta tentunya akses informasi.
Adapun desa dan dusun tersebut, yakni Desa Pationgi, Dusun Dunru, dan Dusun Mallenreng, di Kabupaten Bone. Kemudian, Desa Bontosomba dan Desa Cenrana di Kabupaten Maros. Lalu, Desa Leppangeng di Kabupaten Sidrap dan Desa Letta di Kabupaten Pinrang.
“Kami bersyukur berkat dukungan masyarakat dan stakeholder, listrik dapat dinikmati di desa -desa tersebut. PLN berkomitmen untuk melistriki desa demi desa dalam daerah 3T untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat luas, serta anak-anak dapat belajar di malam hari,” kata Awaluddin dalam rilis yang diterima Lampung Post, Selasa (10/5).
Dia memaparkan 560 kepala keluarga yang berada di desa-desa tersebut telah menikmati listrik. Dana dalam melistriki tujuh desa dan dusun ini bersumber dari dukungan pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini bernilai investasi Rp3,6 miliar. Infrastruktur tersebut adalah jaringan tegangan menengah (JTM) 32,81 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) 11,41 kms, serta 9 unit gardu distribusi dengan total kapasitas 325 kilo Volt Ampere (kVA).
Tentu saja ini hanya merupakan tahap awal dari investasi PMN yang dilakukan PLN dalam rangka meningkatkan rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik dalam rangka melaksanakan mandat dari pemerintah sebagai BUMN yang menjalankan public service obligation. Kemudian, fungsi sosial dalam rangka pemerataan pembangunan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kehadiran listrik di desa daerah terpencil ini dapat memperluas pemerataan kelistrikan. Sampai dengan April 2022, total rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 99,78%,” ujar Awaluddin.
Ia mengungkapkan dalam membangun jaringan kelistrikan untuk melistriki desa-desa tersebut tidaklah mudah. Tim PLN harus menghadapi beragam tantangan, salah satunya masalah geografis dengan medan yang sulit.
Tantangan tersebut tetap ditempuh dengan tujuan mandat pendorong pertumbuhan ekonomi yang diemban PLN, salah satunya saat pembangunan di Dusun Dunru, Kabupaten Bone, terjadi longsor di beberapa titik lokasi sepanjang jalur pembangunan akibat hujan deras terus-menerus. Selain itu, di Desa Cenrana, Kabupaten Maros, jembatan penyeberangan yang digunakan untuk memobilisasi material sempat mengalami kerusakan.
“Tantangan tersebut tentunya tidak menyurutkan kami untuk melistriki hingga ke pelosok,” kata dia.
Salah seorang tokoh masyarakat di Desa Cenrana, A Syarifuddin, menyampaikan rasa syukurnya karena desanya telah dialiri listrik. “Alhamdulillah, kami sangat bersyukur sudah bisa menikmati listrik, kami ucapkan terima kasih kepada PLN dan seluruh pihak yang telah membantu suksesnya pembangunan jaringan listrik ini,” ujar dia. (RLS/D2)