BAMBANG PAMUNGKAS
bambang@lampungpost.co.id
LURAH Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat mengusulkan perbaikan saluran irigasi yang berada di Jalan Madura, Kebun Cengkeh, kota Metro.
Hal tersebut diajukan lantaran pintu masuk di saluran irigasi mengalami kebocoran. Akibatnya debit air yang mengalir melebihi batas normal dan menyebabkan luapan air yang cukup tinggi.
“Ini kemarin sudah kami perbaiki. Namun tetap, air masih banyak yang lolos,” ujar Lurah Hadimulyo Barat, Agus Salim, Jumat (26/8).
Dia menambahkan, tingginya debit air tersebut berefek pada lingkungan masyarakat.
“Imbasnya di bawah sana mas. Kalau dibarengi hujan lebat otomatis masuk ke pemukiman warga,” tambahnya.
Dia menyebut, tidak ada kendala lain di Kelurahan Hadimulyo Barat. Hanya saja pihaknya berharap Aula Kantor untuk segera diperbaiki.
“Kalau masalah sih enggak ada lagi. Tinggal satu lagi itu aula kelurahan. Semoga cepat diperbaiki,” ungkapnya.
Tangkal Banjir
Sebelumnya, Kelurahan Imopur, Metro mengklaim berhasil menangkal banjir di RT 01 RW 01 saat musim penghujan tiba dengan membuat sodetan drainase di kelurahan setempat.
Lurah Imopuro, Nasirwan Ali mengatakan, dengan membuat sodetan drainase tersebut masalah yang terjadi di lingkungan warga dapat terselesaikan. Apalagi dengan minimnya dana kelurahan yang diterima.
“Di tahun 2018 lalu sempat terjadi banjir yang lumayan tinggi. Setelah dicek ternyata aliran drainasenya yang belok-belok sehingga aliran air nya menumpuk di satu titik. Setelah crosscek tidak ada solusi lain. Hanya bisa kita buatkan sodetan aliran drainase. Sehingga aliran air langsung menunju ke aliran yang lebih besar lagi,” kata dia.
Menurutnya, perbaikan itu baru terealisasi di akhir 2020 setelah mendapat banyak keluhan dari warga.
Pihaknya menggunakan dana kelurahan untuk pembuatan sodetan drainase itu. Dengan pagu Rp58 juta yang dikerjakan oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) pada September 2020 lalu.
Dia menambahkan, pembuatan sodetan drainase tersebut tepatnya milik salah satu warga sekitar. Dan telah mendapat restu oleh sang pemilik.
“Kita lakukan pendekatan secara kekeluargaan, kami minta tanah nya untuk dijadikan sodetan. Ternyata pemilik tanah membolehkan supaya tidak terjadi banjir lagi. Intinya, saya ingin program ini bisa menjadi solusi bagi lingkungan terhadap konteks masalah banjir tadi. Sehingga warga merasakan dampak yang bagus akan di buatnya sodetan itu,” tambahnya.
Menurutnya, lokasi tersebut merupakan tempat bertemunya empat sisi aliran air yang menumpuk di satu titik.
“Sebenarnya kejadian tidak di tahun 2020 saja. Karena di situ merupakan satu titik temu dan aliran itu tidak mampu untuk menampung air pada saat hujan deras. Dengan budget yang minimalis dapat menghasilkan manfaat yang luar biasa ke masyarakat,” kata dia.
Diketahui sodetan drainase tersebut sepanjang 45 meter dengan lebar dua meter. Tanah tersebut milik seorang warga di RT 01 RW 01 Kelurahan Imopuro, Metro Pusat. (O1)
Discussion about this post