FEBI HERUMANIKA
febi@lampungpost.co.id
PERANGKAT Desa Waisari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, dibantu sejumlah warga membenahi jalan poros milik kabupaten. Hal ini karena jalan menuju beberapa desa yang ada di sekitar kondisinya rusak berat.
Kepala Desa Waisari, Antoni, mengatakan batu yang digunakan sebagai penambal jalan merupakan bantuan dari rekannya yang memiliki usaha di desanya. Kondisi jalan itu dinilai sangat memprihatinkan, terlebih saat hujan air menggenangi lubang jalan.
“Batu untuk menambal jalan rusak bantuan dari kawan yang punya usaha di desa kami, pekerja secara gotong royong. Sebab, kalau tidak ditambal jalan akan makin parah,” kata dia.
Menurutnya, warga berharap jalan poros penghubung desa itu diperbaiki karena sudah cukup lama rusak. “Setiap hari jalan ini dilalui ribuan warga, kami sangat berharap dinas terkait segera memperbaikinya,” kata Antoni.
Maryono, warga setempat, mengatakan jalan yang diperbaiki merupakan jalan milik kabupaten yang dibangun lima tahun lalu. Ia berharap pemerintah segera menambal sulam lubang-lubang besar. “Supaya akses jalan kami ini tidak ada kendala,” ujarnya.
Menurut dia, sudah semestinya jalan desa ini diperbaiki karena posisi jalan bersebelahan langsung dengan Bandara Radin Inten II Lampung. “Semoga pemerintah memperhatikan kondisi jalan kami,” kata dia.
Jalan Kembali Rusak
Belum genap satu bulan tambal sulam, jalan lintas Sumatra di Kecamatan Natar kini diperbaiki lagi karena hasil pekerjaan yang dilakukan kembali rusak. Para pekerja dengan mesin penggali aspal sejak pagi sibuk melakukan perbaikan dan sebagian pekerja lainnya mengatur lalu lintas supaya tidak terjadi kemacetan di jalan lintas.
Tidak ada papan pengumuman siapa pelaksana dari proyek, berapa nilai anggaran negara yang digunakan tidak dijelaskan. Padahal, perbaikan sebelumnya sempat diprotes masyarakat lantaran tidak ada keterbukaan terhadap masyarakat. Lalu, ada pula warga mengalami kecelakaan akibat galian itu.
Aji (35), warga Natar, mengaku kesal lantaran arus lalu lintas Jalinsum setiap bulan tidak pernah bagus atau cepat rusak. Padahal, hampir setiap waktu dilakukan perbaiki.
“Ini baru sebulan ditambal rusak lagi, sekarang diperbaiki lagi. Mau sampai kapan seperti ini, korban kecelakaan terus berjatuhan di jalan ini,” kata Aji.
Dia meminta pekerja menjalankan aturan yang telah ditetapkan, seperti memasang papan pengumuman. “Jangan jadi bahan mata pencarian pelaksana, masa setiap bulan perbaikan terus. Kalau pekerjaan mereka bagus otomatis akan bertahan lama,” ujar dia.
Direktur Pergerakan Masyarakat Antikorupsi Provinsi Lampung, Suwadi Romli, menilai pekerjaan tambal sulam jalan lintas di Natar menjadi bahan tempat mencari keuntungan dari uang negara. Sebab, tidak mungkin suatu pekerjaan dikerjakan berulang jika memang profesional dalam bekerja.
“Berarti cara pengerjaan mereka itu enggak baik, kualitas bahan aspal juga diragukan. Masa baru hitungan bulan diperbaiki lagi,” ujar dia.
Selaku warga Natar, dia kecewa dengan ulah para pekerja proyek tambal sulam tersebut. Romli memastikan dalam waktu dekat menggelar orasi di depan kantor PU dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia mengenai tambal sulam jalan lintas tersebut.
“Kami akan orasi dan buat laporan soal ini ke Kejakgung, jangan dipermainkan fasilitas publik di Natar ini karena korban nyawa sudah banyak akibat kecelakaan di Jalinsum ini. Tolong perhatikan berapa banyak orang meninggal dunia akibat jalan yang tidak pernah bagus ini,” kata dia. (O1)
Discussion about this post