FEBI HERUMANIKA
febi@lampungpost.co.id
HARAPAN masyarakat desa Rulungraya, kecamatan Natar, kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) untuk mendapatkan akses jalan yang memadai menuju lahan pertanian akan direalisasikan oleh pemerintah desa setempat.
Kepala Desa Rulungraya, Maryoto mengatakan total panjang jalan yang dibangun sejumlah 1.120 meter. Pemerintah Desa Rulungraya, Kecamatan Natar, Lamsel mengucurkan anggaran Rp116.800.000 untuk memperbaiki jalan 8 titik. Dana itu dia diambil dari dana desa tahap 2 program ketahanan pangan.
“Memang ada dana program ketahanan pangan, kami ambil dari dana desa untuk membangun jalan pertanian dan pembagian kambing untuk diternak warga desa,” kata Maryoto.
Jalan yang dibangun diantaranya berada di Dusun Margaraya 1 dengan panjang jalan 100 meter dengan lebar 3 m anggaran Rp12.660.000. Lalu, di Dusun Margaraya 2, dengan panjang jalan 180 meter dengan lebar 2,5 meter anggaran Rp17.850.000; Sukananti 1, panjang jalan 180 m dengan lebar 2,5 meter anggaran Rp17.850.000; Sukananti 2, panjang jalan 120 meter lebar 2,5 meter anggaran Rp12.660.000; Dusun Sukajadi panjang jalan 120 meter lebar 2,5 meter anggaran Rp12.660.000; Purwodadi panjang jalan yang dibangun 180 meter dengan lebar 2,5 meter anggaran Rp17.850.000; Srimulyo 120 meter dengan lebar 2,5 meter anggaran Rp12.660.000; Dusun Sukototo panjang jalan 120 dengan lebar 2,5 meter anggaran Rp12.660.000.
Menurut Maryoto, pembangunan memang sedikit ditahun ini karena 40% dana desa untuk bantuan langsung tunai dana desa kepada masyarakat desa. “Kalau tahun lalu banyak pembanguan jalan beton, nah ditahun ini sedikit karena dananya untuk bantuan yang diamanahkan pemerintah pusat,” katanya.
Desa Percontohan
Sementara itu, Camat Natar Rendy Eko Supriyanto mengatakan, pemerataan pembangunan seperti yang dilakukan Desa Rulungraya bisa menjadi contoh untuk desa lain, pemanfaatan dana ketahanan pangan betul-betul terealisasi dengan baik.
“Tugasnya warga menjaga jalan ini, buatkan talud nya supaya jalan yang dibangun ini tahun depan lebih bagus lagi,” katanya.
Ia menilai masing-masing warga Dusun harus berlomba untuk bergotong royong supaya pasilitas jalan, talud bagus dan bersih.
“Yang merasakan hasil gotong royong kan kita juga, desa ini desa kita harus pupuk rasa peduli,” kata mantan camat Sidomulyo ini.
Sebelumnya, Pemerintah Desa Waisari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, dibantu sejumlah warga membenahi jalan poros milik kabupaten. Hal ini karena jalan menuju beberapa desa yang ada di sekitar kondisinya rusak berat.
Kepala Desa Waisari, Antoni, mengatakan batu yang digunakan sebagai penambal jalan merupakan bantuan dari rekannya yang memiliki usaha di desanya. Kondisi jalan itu dinilai sangat memprihatinkan, terlebih saat hujan air menggenangi lubang jalan.
“Batu untuk menambal jalan rusak bantuan dari kawan yang punya usaha di desa kami, pekerja secara gotong royong. Sebab, kalau tidak ditambal jalan akan makin parah,” kata dia.
Menurutnya, warga berharap jalan poros penghubung desa itu diperbaiki karena sudah cukup lama rusak. “Setiap hari jalan ini dilalui ribuan warga, kami sangat berharap dinas terkait segera memperbaikinya,” kata Antoni.
Maryono, warga setempat, mengatakan jalan yang diperbaiki merupakan jalan milik kabupaten yang dibangun lima tahun lalu. Ia berharap pemerintah segera menambal sulam lubang-lubang besar. “Supaya akses jalan kami ini tidak ada kendala,” ujarnya.
Menurut dia, sudah semestinya jalan desa ini diperbaiki karena posisi jalan bersebelahan langsung dengan Bandara Radin Inten II Lampung. “Semoga pemerintah memperhatikan kondisi jalan kami,” kata dia. (O1)
Discussion about this post