PUTRA PANCASILA SAKTI
DEMAM berdarah dengue (DBD) menjadi penyakit yang menjadi langganan dan kerap membawa korban yang tidak sedikit setiap tahun. Dalam mengantisipasi penyebaran DBD, Pemerintah Desa Durian, Kecamatan Padangcermin, Pesawaran, melakukan giat pengasapan (fogging) di wilayahnya.
Kepala Desa Durian Fauzi mengatakan kegiatan tersebut sebagai langkah antisipasi melonjaknya kasus DBD yang terjadi di desanya. Kondisi itu karena saat kondisi air laut sedang tinggi sampai menggenangi desanya.
“Beberapa hari ini kan banjir rob sedang terjadi di desa kami, akibatnya ada beberapa daerah yang tergenang air. Kondisi itu sangat berisiko dapat menjadi lokasi berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti,” ujarnya, Kamis (19/5).
Dia mengatakan pihaknya melakukan pengasapan fogging di tiga dusun yang warganya banyak terjangkit penyakit DBD. Bahkan, dia mengaku sempat mendapat perawatan di rumah sakita akibat terkena DBD.
“Dalam kegiatan ini, Pemerintah Desa Durian bekerja sama dengan kecamatan dan Dinas Kesehatan. Saya berharap dengan kegiatan pengasapan ini dapat mengurangi angka kasus DBD di desa kami,” ujarnya.
Jadwalkan Gotong Royong
Dia menjelaskan fogging hanya membunuh nyamuk dewasa saja, sedangkan jentiknya tidak. Oleh sebab itu, masyarakat harus dapat menjaga lingkungan agar tetap bersih.
“Fogging itu bukan untuk membasmi penyebab DBD secara keseluruhan. Sebab, hanya nyamuk dewasa saja yang mati, sementara jentik nyamuknya tetap hidup. Jentik-jentik inilah yang seharusnya benar-benar dibasmi,” katanya.
Pihaknya juga merencanakan untuk rutin menggelar gotong royong bersama seluruh warga. Kegiatan itu untuk membersihkan lingkungan agar lebih sehat dan nyaman.
Gotong royong untuk membersihkan lingkungan itu penting dalam ikut mencegah penyebaran DBD. Masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan jangan membuang sampah sembarangan dan tetap menjaga kesehatan,” katanya.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk selalu melakukan kegiatan 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur, tempat yang biasa menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. “Biasanya di rumah-rumah warga ada tempat-tempat atau barang bekas yang bisa menampung air. Saya mengimbau agar warga untuk menutup dan mengubur barang-barang itu. Untuk tempat penampungan air untuk rajin-rajin mengurasnya agar tidak menjadi tempat jentik nyamuk berkembang biak,” ujarnya.
Sebelumnya, penyebaran kasus DBD di Pesawaran terjadi di 11 kecamatan dengan jumlah pasien mencapai 69 orang. Kecamatan Gedongtataan menjadi wilayah terbanyak terjadinya kasus DBD.
“Dari 69 kasus DBD yang tercatat, Kecamatan Gedongtataan mencatat 22 kasus. Ke-22 kasus masing-masing di wilayah kerja Puskesmas Gedongtataan 12 dan Puskesmas Bernung 10,” ujar Kepala Dinkes Pesawaran Media Apriliana, Jumat, 28 Januari lalu.
Kemudian, di Puskesmas Pedada ada 2 kasus, Puskesmas Padangcermin (4), Puskesmas Bunut (7), dan Puskesmas Hanura (4). Selanjutnya Puskesmas Kedondong 2 kasus, Puskesmas Kotadalom (4), dan Puskesmas Kalirejo (13). Di Puskesmas Roworejo ada 1 kasus, Puskesmas Trimulyo (2), Puskesmas Gunungsari (8). “Untuk Puskesmas Maja dan Tegineneng tidak ada kasus DBD,” katanya. (D1)