FAJAR NOVITRA
fajar@lampungpost.co.id
DESA Pengaringan, Kecamatan Abung Barat, Kabupaten Lampung Utara, mendapatkan bantuan berupa bangunan rumah pengering energi matahari (solar dryer dome) dari Dirjen Holtikultura, Kementan. Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan oleh Wakil Bupati Lampura Ardian Saputra sekaligus meluncurkan Kebun Bibit Karang Taruna Tunas Karya Desa Pengaringan, Rabu (7/9).
Saat kegiatan itu juga dilakukan musyawarah desa serah terima (MDST) bangunan dari dana desa tahun 2022. Wabup mengingatkan agar penggunaan dana desa harus digunakan tepat sasaran. Lalu, manfaat dana dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Pengelolaan dana desa akan menjadi perhatian khusus. Untuk itu, dana desa harus dikelola dengan baik dan manfaatnya bisa dirasakan semua masyarakat desa,” ujar Ardian.
Adanya bangunan dari Pemerintah Pusat itu diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian masyarakat, khususnya yang membutuhkan infrastruktur tersebut, hingga dapat menembus pasar nasional juga internasional. Dia menyampaikan pembangunan rumah pengering energi matahari ke depan dapat berjalan lancar tanpa kendala. Ia meminta masyarakat dapat menjaga dan merawatnya.
“Ini akan jadi motivasi kita bersama karena perawatannya ini harus dilakukan oleh banyak orang dan kebun bibitnya dapat dilestarikan,” ujarnya.
Wabup menilai dengan naiknya harga bahan bakar minyak belakangan ini akan berdampak kepada perekonomian masyarakat. “Mari sama-sama kita bergandengan tangan, mewujudkan Lampura maju, sejahtera, bermartabat dan agamais,” kata Wabup.
Hadir dalam kegiatan itu, Asisten III Bidang Administrasi Umum Setkab Lampura Sofian, Kadis Pertanian Wahab, Camat Abung Barat Gunaido Utama, Sekretaris Dinas Kominfo Lampura Luzirwan, dan para kades.
Pengeringan Kopi
Di Tanggamus, cuaca kini tidak menentu. Hal itu menyebabkan proses pengeringan kopi menjadi tidak keruan. Untungnya, di desa Ngarip ada dua alat pengering bertenaga sinar matahari atau solar dryer dome.
Petani dengan produksi kopi yang turun tentu berkeinginan menghasilkan kualitas biji kopi yang baik, salah satunya dengan memanfaatkan solar dryer dome. Harapannya mempunyai nilai jual tinggi.
Sugeng Widodo, petani kopi di Ulubelu, menunjukkan solar dryer dome di samping rumahnya. Dengan alat tersebut, Sugeng bisa menghemat waktu pengeringan. Jika dengan cara tradisional proses pengeringan kopi bisa memakan waktu hingga 30 hari. Sementara dengan solar dryer dome, pengeringan kopi hanya membutuhkan 15 hari.
Waktu pengeringan kopi dengan dome ini terbilang lebih hemat. Petani kopi juga bisa membuat rangkaian plastik sederhana untuk mengeringkan kopi, petani menyebutnya para-para. (IAN/O2)