CANDRA PUTRA WIJAYA
BINTARA pembina desa (Babinsa) Koramil 427-06/Baradatu Serda Andi Septa Wijaya bersama warga Kelurahan Campur Asri, Kecamatan Baradatu, Way Kanan bergotong-royong memperbaiki jalan yang rusak, Minggu (7/8).
Serda Andi Septa Wijaya, mengatakan Babinsa tidak lepas dari kegiatan teritorial yang menjadi tugas dan tanggung jawab seorang aparat di Desa Binaannya. “Babinsa dituntut untuk selalu bersinergi dengan pemerintahan desa maupun warga masyarakat,” kata dia.
Selain untuk mempererat hubungan komunikasi dengan perangkat Desa. Menurutnya gotong-royong ini juga menunjukkan wujud kepedulian Babinsa bersama warga, serta salah satu cara berkomunikasi dengan warga di desa binaan.
Pada kesempatan itu pula, Serda Andi Septa Wijaya, juga mengimbau kepada masyarakat agar jangan membakar hutan dan lahan selama musim kemarau, dan juga melaksanakan imbauan tentang Prokes di masa pandemi saat ini.
Gotong-royong ini dilakukan selain memperbaiki jalan yang rusak dan juga memupuk kekompakan masyarakat Kelurahan Campur Asri. “Kita mengharapkan agar masyarakat untuk selalu peduli dengan kondisi lingkungan disekitar tempat tinggalnya,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua RT setempat Sujono, mengatakan masyarakat Kelurahan Campur Asri, sangat terbantukan dengan adanya gotong-royong ini. Ditambah dengan hadirnya Babinsa yang turut serta bergotong-royong memberikan arahan kepada masyarakat.
“Semoga jalinan kerja sama yang baik selama ini akan semakin kuat dalam mewujudkan Kemanunggalan TNI dengan Rakyat,” katanya.
Lawan Stunting
Sementara itu Jajaran Kodim 0426 Tulangbawang memberikan tali asih kepada anak penderita stunting di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji, Sabtu (6/8).
Dandim 0426 Tuba Letkol Inf Triano Iqbal didampingi Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XLIX, Santi, mengatakan jika kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan hingga angka stunting menurun.
Menurut Iqbal penurunan angka stunting menjadi prioritas TNI AD dalam rangka membantu Pemerintah khususnya di wilayah Mesuji.
“Babinsa dituntut untuk selalu bersinergi dengan pemerintahan desa maupun warga masyarakat,”
Dandim menambahkan bahwa pemerintah juga membuat regulasi berupa Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021. Hal ini agar strategi nasional percepatan penurunan stunting menjadi acuan kementerian atau lembaga sampai tingkat pemerintah desa dan pemangku kepentingan lainnya.
“Ini bukan sekali saja, namun akan berkelanjutan untuk melihat tumbuh kembang anak di Mekar Jaya. Kami adalah orang tua asuh anak, tentu harapnya stunting berkurang dan bahkan hilang dari desa ini khususnya,” ujarnya.
Dandim menegaskan jika pihaknya akan terus berkomitmen untuk melawan stunting, khususnya di Mesuji.
“Ya, tentu kami akan terus berkomitmen untuk melawan dan mencegah stunting. Kami akan terus bersinergi dengan pemerintah daerah untuk lawan stunting,” kata dia.
Di sisi lain, Kades Mekar Jaya, Sarno, menerangkan jika kegiatan yang dilaksanakan kali ini berawal dari warganya.
“Kami sampaikan kepada seluruh masyarakat, tentunya TNI datang untuk memperhatikan stunting yang ada di desa kami ini. Desa kami adalah desa pemekaran, tentu masih banyak kekurangan,” ujar Sarno.
Di desa Mekar Jaya sendiri ada 9 anak yang tercatat menderita stunting dan butuh perhatian khusus. (NAS/D2)
candra@lampungpost.co.id
Discussion about this post