AHMAD SOBIRIN
SEMANGAT gotong royong warga Kibang Budijaya, Kecamatan Lambukibang, Tulangbawang Barat, dalam membangun tiyuh patut dicontoh. Pasalnya, kehidupan sosial masyarakat yang guyub, rukun, dan melestarikan budaya gotong royong dalam membangun kampung telah berlangsung sejak 1980.

Kepala Tiyuh Kibang Budijaya Tobroni mengaku bangga dengan sifat dan karakteristik warganya yang selalu aktif. Yakni aktif dalam setiap pelaksanaan pembangunan di tiyuh setempat. Semangat gotong royong dan kebersamaan warga itu dibuktikan saat Lampung Post memantau pekerjaan pembangunan jalan onderlaag di Lingkungan V pada Jumat (27/7).
Seluruh tokoh dari semua lapisan masyarakat, baik kalangan tua maupun muda, bersama-sama ambil bagian dalam kerja bakti. Yakni menyelesaikan pembangunan jalan sepanjang 1.761 meter itu.
“Pelaksanaan pembangunan di Tiyuh Kibang Budijaya selalu melibatkan masyarakat, khususnya dalam penggunaan dana desa. Setiap tahunnya warga selalu terlibat aktif sehingga mereka merasa memiliki hasil dari semua proses pembangunan ini,” ujar Tobroni, di sela kerja bakti bersama warga RW 005.
Sebagai kepala tiyuh, Tobroni menyadari proses pembangunan di tanah kelahirannya itu tidak akan berhasil. Kecuali tanpa kerja sama yang baik antara pemerintah tiyuh dan masyarakat. Untuk itu, ia bertekad akan menjaga semangat gotong royong maupun kerja bakti dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan tiyuh yang makin maju dan pesat. Apalagi, tiyuh ini juga merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Lambukibang.
“Saya berkeyakinan kunci sukses dan modal dalam membangun dan memajukan tiyuh ini adalah kebersamaan, kekompakan, gotong royong, serta selalu guyub,” ujarnya.
Setiap tahunnya warga selalu terlibat aktif sehingga mereka merasa memiliki hasil dari semua proses pembangunan ini.
Jalan
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Ijik Suherman mengaku berterima kasih kepada pemerintah yang telah mengalokasikan dana desa. Dana itu untuk membangun sebagian besar jalan di tiyuh itu. “Alhamdulillah, sekarang kondisi jalan dari tahun ke tahun jauh lebih baik. Tidak seperti saat pertama kami pindah ke daerah ini pada 1983,” kata pria perantauan asal Jawa Barat yang akrab disapa Suherman itu.
Hal senada juga disampaikan warga lainnya. “Karena ini juga kebutuhan semua warga, jadi kami kompak gotong royong dan mendukung program pemerintah tiyuh,” kata Budi Setiono. (U10)