PEKON Way Panas, Kecamatan Wonosona, Tanggamus, sudah berdiri sejak 19 Agustus 1930-an memiliki keunggulan di sektor perkebunan karena tanah subur dan pariwisata dengan adanya sumber air panas. Dukungan tanah yang subur menjadikan mayoritas warga Pekon Way Panas bermata pencarian sebagai pekebun.
Kini, Pekon Way Panas memiliki jumlah penduduk 555-an kepala keluarga yang tersebar di empat dusun. Sebagian besar penduduk bersuku Semendo dan Sunda.
Pekon Way Panas yang masuk Kecamatan Wonosobo memiliki kontur semi-perbukitan sehingga tanahnya subur. Masyarakat dapat memanfaatkan untuk budi daya tanaman pertanian bernilai ekonomis.
Para pekebun banyak menanam aneka tanaman yang memiliki nilai ekonomis, seperti jahe, pepaya, dan pisang. Pengembangan ketiga jenis tanaman tersebut sangat mudah mengingat kondisi dan potensi alam yang dimiliki.
“Saat ini mayoritas penduduk sebagai petani/pekebun menanam berbagai tanaman ekonomis, seperti pepaya california, pisang, dan jahe. Pekebun juga memiliki penghasilan musiman, seperti dari durian dan duku,” kata Pj Kepala Pekon Way Panas Herwin Sofyan, Kamis (7/1).
Dia menjelaskan dengan kesuburan tanah yang ada, bukan tidak mungkin Pekon Way Panas akan makmur. “Lahan yang ada di sini subur sehingga cocok untuk mengembangkan sejumlah tanaman. Modal tanah subur dengan dukungan keahlian masyarakat yang berpengalaman sebagai petani selama puluhan tahun, bukan hal mustahil pekon ini menjadi makmur,” ujarnya.
Sebab, selain potensi di bidang pertanian, pekon tersebut juga memiliki di bidang pariwisata karena ada destinasi yang eksotis, seperti sumber air panas sehingga menjadi tujuan wisata. Sumber air panas itu letaknya di sebuah tebing tinggi yang berada di sisi sungai selebar sekitar tujuh meter yang penuh batu-batu besar. Air yang mengalir di sungai itu berhulu di Ulubelu.
“Di pekon kami juga memiliki destinasi wisata berupa sumber air panas. Sejumlah wisatawan kerap mengunjungi sumber air panas itu,” ujarnya. (MTVL/D1)