PEMERINTAH Provinsi Lampung melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lampung tahun ini akan membangun PLTS terpusat sebesar 18 kilowatt peak (Kwp) yang akan menerangi 66 KK di Dusun Siuncal, Pulau Legundi, Pesawaran. “Saat ini baru tahap selesai lelang. Teken kontrak seminggu yang lalu,” kata Kepala Dinas ESDM Prihartono G Zain.
Ia menjelaskan dalam roadmap PLN untuk perencanaan desa berlistrik akan ditargetkan selesai sampai 2019. Khusus daerah dusun, akan diemban Pemerintah Provinsi Lampung. “Maka, agar Pemerintah Provinsi Lampung bisa membangun listrik, diarahkan ke tingkat dusun. Kalau PLN, kan lebih fokus ke desa,” ujar dia.
Ia menambahkan pembangunan sarana dan prasarana energi baru terbarukan (EBT) PLTS bisa dilakukan jika dalam jangka waktu lima tahun daerah tersebut belum dialiri listrik oleh PLN. Sumber dana pembangunan PLTS melalui dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp3,1 miliar.
Sebelumnya, Kementerian ESDM telah membangun PLTS terpusat di wilayah Pulau Legundi pada 2012 sebesar 25 Kwp 2012 dan kembali dibangun 75 Kwp pada 2015. Sebelumnya, masyarakat masih menggunakan genset pribadi dan sewa bagi masyarakat yang mampu.
Namun, di Pulau Legundi masih ada satu Dusun Khairong yang belum menikmati listrik. Nantinya, bantuan PLTS dari Pemerintah Provinsi Lampung akan diterima kelompok masyarakat yang memiliki badan hukum/usaha, sehingga aset tersebut terorganisasi.
“Sejak 2017, penerima bantuan harus melalui badan usaha jadi dibolehkan iuran untuk biaya perawatan. Jadi, segala pengelolaan baik perawatan atau hasil usaha itu desa yang mengelolanya,” kata Prihartono.
Selanjutnya, akan ada garansi inverter dan baterai selama lima tahun, sedangkan panel surya bergaransi 20 tahun. Pabrikan PLTS itu berasal dari Surya Utama Putra.

Garansi inverter dan baterai selama lima tahun, sedangkan panel surya bergaransi 20 tahun.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi Dan Sumber daya Mineral (ESDM) Provinsi Lampung mengungkapkan dua kabupaten yang perlu perhatian dari pemerintah terkait aliran listrik yakni Tanggamus dan Mesuji. Berdasarkan data dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Lampung, masih ada 113 desa dari jumlah total 2.435 desa se Provinsi Lampung yang belum teraliri listrik.
Pihaknya berupaya untuk menyediakan listrik dengan memanfaatkan energi surya atau sinar matahari (PLTS). Meski demikian, berbagai hambatan dialami untuk mewujudkannya seperti kesulitan akses membawa material mengingat infrastruktur menuju desa terpencil belum memadai.
Pemerintah Provinsi Lampung telah melakukan pembangunan PLTS di berbagai daerah, di antaranya Pulau Pahawang Kecil, Punduhpidada, dan Danau Ranau, Desa Gedungmeneng, Tulangbawang, dan Lumbokseminung dengan rasio elektrifikasi mencapai 87%.
“Untuk tahun ini, akan dibangun PLTS di Pulau Legundi, sementara untuk pembangunan PLTS di desa di Mesuji dibatalkan karena overlapping dengan program PLN,” kata Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Lampung Jefry Aldi, Jumat (27/7) lalu.

Suplai Material
Ia berharap kabupaten/kota khususnya di Tulangbawang, Mesuji, dan Tanggamus bisa membantu dalam menyuplai material dan peralatan. Seperti diketahui, sumber panas matahari merupakan salah satu sumber energi yang sepanjang tahun ditemui di seluruh wilayah Indonesia, mengingat letak geografis Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa. Hal ini yang mendorong Kementerian ESDM untuk mendorong peningkatan pemanfaatan PLTS.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero), target penggunaan energi surya di Indonesia mencapai 1.047 megawatt peak (Mwp) sampai dengan tahun 2025. Sampai 2018, pemanfaatan energi surya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 94,42 Mwp.
General Manager PLN Distribusi Lampung Julita Indah mengatakan dari total 2.640 desa dan kelurahan di Lampung, PLN sudah melistriki 2.527 desa terhitung Maret 2018.
“Untuk sebagian daerah Mesuji, desanya masuk kawasan Dipasena. Dulu tegangan di Mesuji drop, maka tahun kemarin dipasang Gardu Induk Mini dan semoga tahun ini GI Mesuji beroperasi sehingga sudah mulai masuk untuk membangun listrik desanya,” ujarnya. (AJI/E1)