WAHYU B PAMUNGKAS
PEMBERDAYAAN masyarakat menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kampung Trimulyo Mataram, Kecamatan Seputihmataram, Lampung Tengah, pada 2021. Hal itu untuk meningkatkan perekonomian warga di tengah dampak pandemi Covid-19.
Kepala Kampung Trimulyo Mataram, Joko Walidi, menyatakan prioritas program pemberdayaan tersebut agar dapat mendorong peningkatan kehidupan warganya. Sebab, dari 1.293 KK, 420 di antaranya adalah peserta Program Keluarga Harapan (PKH).
“Kami sedang berupaya mengarahkan banyak program pada 2021 untuk memperbaiki perekonomian warga. Tetapi bentuknya tambahan penghasilan baru,” kata dia, Selasa (5/1).
Menurut dia, di antara rencana pemberdayaan masyarakat pada 2021 adalah membina kelompok wanita tani (KWT) untuk menanam jahe merah. PKK akan membeli dan mengolah hasil panen sebelum memasarkan kembali ke masyarakat dalam bentuk bubuk kopi jahe. Jika sesuai rencana, setiap ibu rumah tangga akan memiliki penghasilan tambahan dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
“Untuk program ini kami sudah menemukan orang yang akan melatih dan mendampingi mulai dari penanaman oleh KWT sampai pengolahan oleh PKK. Pemerintah kampung dan BUMK akan membantu pemasaran. Warga kita sendiri juga banyak yang ngopi. Daripada membeli kopi dari tempat lain, kan bisa beli kopi buatan KWT-PKK,” katanya.
Sementara itu, pemberdayaan bagi pemuda-pemudi, rencananya dalam bentuk pelatihan menjahit, sebelum kampung melalui BUMK mendirikan konveksi. “Kami berharap dengan memiliki kemampuan tambahan, mendatangkan penghasilan baru juga. Apalagi kalau BUMK mendirikan konveksi,” ujarnya.
Pemerintah kampung dan BUMK akan membantu pemasaran.
Terkendala Pandemi
Joko menambahkan pada 2020 banyak program pemberdayaan yang terkendala karena dananya banyak untuk penanggulangan Covid-19. Namun, pada 2021 pengalokasian anggaran penanggulangan Covid-19 tersendiri agar tidak mengganggu program lain. Jika tidak terpakai pun, akan kembali.
Selain program pemberdayaan, selama ini berbagai kegiatan masyarakat sudah cukup banyak yang berjalan dan pemerintah kampung akan terus mendukung. Kegiatan tersebut, di antaranya PKK, posyandu, posbindu, kegiatan olahraga para pemuda (sepak bola, futsal dll). Begitu juga dengan kegiatan senam ibu-ibu juga berjalan rutin.
“Untuk pemanfaatan ambulans kampung juga sudah berjalan. Masyarakat dapat menggunakan ambulans secara gratis. Bahkan jika hanya menggunakannya di dalam kampung atau sekitarnya, masyarakat tak perlu bingung memikirkan BBM-nya karena kampung yang menanggungnya,” katanya.
BUMK Trimulyo Mataram juga sudah cukup lama beroperasi dengan usaha berupa Pertamini, penjualan gas, dan ATM mini (BRI Link).
Kegiatan keagamaan Kampung Trimulyo, menurut Joko, juga berjalan baik. Meskipun sebagian besar muslim, masyarakat Hindu, Katolik maupun Kristen juga dapat menjalankan kegiatan rutinnya dengan lancar.
Berkaitan dengan banyaknya program bantuan sosial, seperti PKH, BPNT, bansos sembako, BST, bantuan UMKM, maupun BLT, Joko mengatakan verifikasi data penerima bantuan harusnya mulai dari bawah dan objektif sehingga tidak akan muncul banyak masalah. Namun, kenyataannya, hal itu tidak berjalan sehingga sering memicu masalah.
“Syukurlah kalau ada perbaikan data karena masyarakat tahunya fakta lapangan. Jangan sampai ada lagi kecemburuan sehingga muncul masalah baru,” katanya menanggapi informasi tentang rencana perbaikan data penerima bansos oleh Kemensos. (D1)
wahyu@lampungpost.id