ELIYAH
PEKON Sebarus, Kecamatan Balikbukit, Lampung Barat, terus berbenah dengan meningkatkan kemajuan pembangunan agar dapat berdaya saing dengan daerah lainnya. Pada 2021, pemerintah pekon merencanakan sejumlah program pembangunan.
Peratin Pekon Sebarus Melki Dafirzata mengatakan pada 2021 pihaknya berencana melaksanakan dua pembangunan jalan rabat beton dan satu drainase. Dua pembangunan rabat beton jalan, yakni di lingkungan Pemangku Tanjung dan Pemangku Sembayung. Sedangkan pembangunan drainase di Pemangku Umbulio.
“Kami berupaya membangun ketiga item tersebut pada 2021. Jalan tersebut memang cukup vital bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari,” katanya, Senin (11/1).
Dia menjelaskan awalnya rencana pelaksanaan pembangunan ketiga item itu pada 2020 lalu. Namun, rencana itu menjadi tertunda karena anggarannya tersedot untuk kegiatan pembangunan fisik berupa pembangunan drainase atau siring pembuangan air sepanjang 440 meter dengan lebar 50 sentimeter. Selain itu, di lokasi yang sama juga ada pembangunan jembatan dan tembok penahan tanah di Pemangku Tanjung yang jumlah dananya mencapai Rp411,4 juta.
“Pada tahun lalu, Pemerintah Pekon Sebarus membangun drainase, jembatan, dan tembok penahan tanah di Pemangku Tanjung. Untuk pembangunan itu menghabiskan anggaran Rp411,4 juta yang berasal dari dana desa,” ujarnya.
Selain pembangunan fisik, juga ada kegiatan pemberian bantuan langsung tunai kepada masyarakat untuk penanganan dampak Covid-19 dengan total anggaran mencapai Rp464,7 juta.
Namun, karena terjadi longsor di sekitar permukiman warga, kami langsung mengambil langkah untuk melakukan penanganan.
Di Luar Rencana
Dia menyatakan pembangunan jembatan, drainase, dan tembok penahan tanah di Pemangku Tanjung pada 2020 lalu itu sebenarnya di luar perencanaan pihaknya. Namun, karena kondisinya mendesak akibat longsor di sekitar permukiman, pihaknya langsung melakukan penanganan dengan membangun ketiga infrastruktur itu melalui anggaran dana desa.
“Ketiga pembangunan itu sebetulnya di luar program kami. Namun, karena terjadi longsor di sekitar permukiman warga, kami langsung mengambil langkah untuk melakukan penanganan dengan membangun ketiga fasilitas tersebut,” katanya.
Pihaknya sempat mengusulkan agar penanganan melalui Dinas PU. Namun setelah melakukan pengecekan, dinas menyatakan penanganan tidak bisa melalui dinas karena tidak masuk kriteria. Sementara jika usulan melalui BPBD, prosesnya membutuhkan waktu yang panjang. Sementara kondisi penanganannya sudah mendesak, terlebih saat itu curah hujan tinggi dan takutnya bencana longsor bertambah sehingga pihaknya mengambil inisiatif untuk menanganinya melalui dana desa.
Dia menambahkan pihaknya pada 2021 akan melanjutkan sejumlah pembangunan yang sempat tertunda pada 2020 dengan menggunakan dana desa. “Tahun ini, kami akan melanjutkan pembangunan fisik yang sempat tertunda,” katanya.
Namun, kata dia, belum tahu besaran alokasi anggaran dana desa 2021 untuk pekonnya karena pembagiannya belum terealisasi. “Sambil menunggu besaran dan pencairannya, kami untuk sementara masih mengacu pagu anggaran tahun sebelumnya, yakni Rp1,035 miliar,” katanya. (D1)
eliyah@lampungpost.id