WIDODO
PEKON Podomoro, Kecamatan Pringsewu, belum bisa melaksanakan pembangunan fisik pada tahun anggaran 2021. Pasalnya, masih fokus dalam penanganan covid-19 yang hingga kini belum mereda.
Pj Kepala Pekon Podomoro, Didi Maryadhi, menyatakan tahun ini warga penerima bantuan langsung tunai dana desa (BLT DD) mencapai 112 kepala keluarga (KK) atau penerima manfaat. Dia menjelaskan dari DD Rp1,090 miliar untuk alokasi BLT setahun menghabiskan anggaran Rp403,2 juta. “Jadi, sisanya sekitar Rp600 jutaan,” ujar dia, Selasa (16/3).
Selain itu, pekon juga sudah mengalokasikan anggaran covid-19 Rp50 juta. Padahal, seharusnya sesuai Permendagri dengan persentase 8 persen dari DD seharusnya sekitar Rp80 juta. “Kemungkinan akan menyesuaikan saat anggaran perubahan,” kata dia.
Dia menyebutkan sumber APB pekon pada 2021 selain dari DD juga mendapatkan alokasi anggaran dari alokasi dana pekon (ADP) dari APBD Pringsewu Rp450 juta. Namun, ADP hanya cukup untuk penghasilan tetap (siltap) kepala pekon dan seluruh aparatur pekon. Gaji kepala pekon saja sekitar Rp3 juta plus tunjangan Rp500 ribu/bulan. “Belum lagi para kaur, kepala dusun, dan RT,” ujarnya.
Menurut dia, dengan adanya pandemi covid-19, semua program pembangunan fisik di pekonnya tertunda. Apalagi selain untuk penanggulangan covid-19, pekon juga harus menganggarkan kegiatan pemberdayaan peningkatan SDM aparatur pekon.
Dia menambahkan program fisik, seperti drainase dan talut, di Dusun 2 dan RT 3 sudah dua tahun tertunda. “Tahun ini juga bakal tertunda,” kata dia.
Untuk pemberdayaan perangkat desa ada pelatihan bagi Badan Hippun Pemekonan (BHP), kepala pekon, penyusunan RPJMDes, dan PKK. “BHP dan kepala pekon harus ikut pelatihan karena semuanya baru terpilih,” ujar dia.
Dia menambahkan pelatihan tentang IT juga sangat penting mengingat Podomoro menjadi pekon untuk menjalankan program Smart Village. “Masyarakat sudah memahami tertundanya sejumlah kegiatan fisik. Untuk tahun ini kami akan memaksimalkan anggaran yang ada dan mudah-mudahan bisa untuk membangun fisik meskipun sedikit,” ujarnya.
Program Unggulan
Pekon Podomoro yang terpilih menjadi pekon yang akan melaksanakan program Smart Village bersama tiga pekon lainnya, yakni Hanura, Pesawaran; Sribhawono, Lampung timur; dan Cintamulya, Lampung Selatan. Dengan demikian, ke depan pelayanan pekon akan berbasis IT atau elektronik.
“Terutama soal tertib administrasi harus benar-benar berjalan bagus. Jadi, Smart Village merupakan program unggulan Pekon Podomoro. Peluncuran kampung Smart Village di Hanura pada 25 Maret 2021,” ujar dia.
Guna memaksimalkan program Smart Village, pihaknya harus memenuhi sarana pendukung, seperti peralatan komputer dan jaringan internet yang bagus. Ke depan juga membangun comment centre sehingga masyarakat bisa memantau kegiatan pekon melalui layar televisi dengan tinggal klik saja.
“Semua warga bisa buka akses kegiatan pekon, seperti jumlah penerima BLT atau hal lain,” kata dia. (D1)
widodo@lampungpost.co.id