WAHYU B PAMUNGKAS
KAMPUNG Variaagung, Kecamatan Seputihmataram, Lampung Tengah, menunda sejumlah rencana pembangunan fisik pada 2020 karena adanya pengalihan anggaran untuk penanganan pandemi covid-19. Aparatur kampung berniat tancap gas menuntaskan pembangunan yang tertunda itu pada tahun ini.
Kepala Kampung Variaagung, Sudiyanto, mengatakan banyak program pembangunan yang rencananya sudah tersusun pada 2020, di antaranya sarana olahraga berupa lapangan voli di lapangan Merdeka Kampung Variaagung. Kemudian sejumlah gorong-gorong, tanggul penangkis, jalur joging, dan talut. Akibat pandemi, dari semua rencana, hanya beberapa gorong-gorong dan jalur joging yang terealisasi.
“Banyak rencana pembangunan yang tertunda karena adanya pengalihan anggaran untuk bantuan langsung tunai atau BLT. Agar warga tidak kecewa, kami mengupayakan beberapa rencana yang tidak terealisasi tahun lalu bisa terwujud tahun ini,” kata dia, Senin (8/2).
Menurut dia, di antara prioritas pembangunan fisik Kampung Variaagung pada 2021, yakni lapangan voli dan futsal, gorong-gorong di sejumlah dusun yang belum terealisasi di 2020, serta tanggul penangkis. Ada juga rencana padat karya yang pelaksanaannya di Dusun 4.
“Titik berat program pembangunan fisik 2021 ini adalah merealisasikan rencana 2020 yang tertunda,” ujarnya.
Dia berharap dengan adanya pengalihan anggaran untuk bantuan sosial (bansos) atau BLT, Pemkab Lamteng bisa membantu untuk pembangunan jalan kabupaten dan jalan usaha tani. Sebab, mayoritas masyarakat Kampung Variaagung adalah petani.
“Kami berharap dari Pemkab juga ada pembangunan jalan kabupaten dan jalan usaha tani. Oleh karena itu, akses yang sangat penting mengingat hasil pertanian harus bisa didistribusikan dengan lancar,” kata dia.
Kampung Variaagung memiliki luas 864 hektare dengan jumlah penduduk 4.400 jiwa. Jumlah penduduk itu terdiri atas laki-laki 2.265 dan perempuan 2.135.
BUMK
Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Kampung Variaagung selama beberapa waktu mampu menunjukkan kinerja positif. Terbukti tahun lalu mampu membantu pemasukan kampung Rp20 juta.
Menurut Sudiyanto, pihaknya menyerahkan pengelolaan usaha BUMK kepada pengelola. Dia yakin dengan kemampuan para pengelolanya, BUMK Variaagung akan makin baik.
“Usaha mereka (pengelola) yang menentukan. Kabarnya kemarin mau tambah usaha kelontong. Namun, itu hanya lapor, bagaimana menjalankan sudah saya percayakan ke mereka,” kata dia.
Soal rencana program pemberdayaan, menurut Sudiyanto, belum jelas karena hingga kini anggaran pendapatan dan belanja kampung masih proses penyusunan dan ada asistensi dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (PMK).
Dia mengakui secara khusus sejauh ini aparat kampung tidak ada kendala dalam menjalankan tugas. Dampak pandemi saja yang memang sangat terasa seperti juga di semua daerah.
“Rencana kemarin banyak gagal karena pandemi. Kalau kendala yang lain tidak ada. Bahkan, karena semua maklum dampak pandemi, akhirnya balai kampung terwujud dengan gotong royong,” ujarnya. (D1)
wahyu@lampungpost.id
Discussion about this post