WAHYU B PAMUNGKAS
APARAT Kampung Rejosarimataram, Kecamatan Seputihmataram, Lampung Tengah, berharap APBKam 2021 tidak lagi berubah di tengah jalan seperti tahun lalu. Sebab, perubahan yang sempat terjadi beberapa kali pada 2020 tidak hanya merepotkan, tetapi juga mengecewakan karena sejumlah rencana pembangunan tertunda.
Kepala Kampung Rejosarimataram Harsono mengatakan pada 2020, berencana membangun sejumlah infrastruktur, seperti jalan lapen sepanjang 750 meter dan membangun gedung serbaguna (GSG). Selain itu, membuat gorong-gorong, merehabilitasi gedung PKK, dan merehab bangunan tiga posyandu. Namun, APBKam berubah akibat covid-19 sehingga yang terealisasi hanya pembangunan GSG, itu pun baru 55 persen.
Menurut dia, berdasar pengalaman tahun lalu, pihaknya berupaya APBKam 2021 lebih siap dengan segala kemungkinan sehingga tidak perlu berubah-ubah di tengah jalan. Dengan demikian, program pembangunan fisik yang tertunda tahun lalu dan rencana tahun ini terealisasi.
“Mudah-mudahan enggak berubah-ubah seperti itu lagi. Itu benar-benar menguras energi dan mengecewakan,” ujarnya, Selasa (23/2).
Untuk tahun ini, Kampung Rejosarimataram akan melanjutkan pembangunan GSG, membangun lapen, dan melebarkan jalan usaha tani. “Terutama GSG, itu prioritas. Kalau tidak segera lanjut, bisa-bisa yang sudah berdiri malah rusak, kosen-kosen juga rusak kalau terkena panas dan hujan terus,” kata dia.
Dia menambahkan selama ini pembangunan di Rejosarimataram selalu menerapkan sistem padat karya. Para pekerjanya adalah warga setempat sehingga manfaat pembangunan dari proses sampai hasilnya masyarakat merasakannya. “Banyak yang kecewa kalau sampai ada pencoretan atau hilang pembangunan itu,” ujar dia.
Harsono berharap dukungan penuh pemerintah kabupaten maupun provinsi. Ini mengingat masih banyak titik jalan kabupaten, jalan provinsi maupun jalan usaha tani yang tergolong sangat parah kerusakannya. Sebab, dengan jalan yang bagus dapat memperlancar transportasi sehingga mendukung perekonomian warga setempat.
“Jalan yang parah seperti itu bukan hanya menyulitkan. Lihat saja bikin jengkel. Namun, mau memperbaiki juga tidak bisa. Saya berharap Pemkab dan Pemprov segera turun tangan,” kata dia.
Pembangunan SDM
Pembangunan fisik di Rejosarimataram beriringan dengan pemberdayaan dan pembinaan. Namun, rencana yang sudah tersusun juga tidak terlaksana karena pandemi.
Menurut Harsono, program pelatihan yang batal itu sudah tersusun sejak lama. Pelatihan yang sudah terencana itu, antara lain pelatihan untuk aparatur kampung, pengelola BUMK, dan pemuda. Meskipun demikian, program untuk posyandu, PKK, dan kelompok wanita tani tetap berjalan. Pada 2021, pihaknya berupaya melaksanakan beberapa program yang tertunda dan melanjutkan yang sudah berjalan.
Harsono menjelaskan ada 5.092 jiwa warga Rejosarimataram. Jumlah itu terdiri atas 1.730 kepala keluarga.
Dia berharap dengan adanya peningkatan kualitas SDM akan lebih banyak yang mampu meningkatkan taraf hidupnya. Hal itu tidak lepas dari dukungan pemerintah dari tingkat kampung, kabupaten, dan provinsi.
Ia menjelaskan pihaknya juga terus membina para ibu rumah tangga yang tergabung dalam KWT agar mampu mendapat tambahan penghasilan. “Pembinaan dan pemberdayaan tetap kami lanjutkan. Sebab, itu penting untuk mereka agar mampu mengekspresikan diri sekaligus berupaya mendapat tambahan penghasilan,” ujarnya.
Menurut dia, yang harus menjadi perhatian bersama adalah potensi Kampung Rejosarimataram di bidang peternakan (sapi dan kambing), serta budi daya ikan. Potensi tersebut belum tergarap maksimal karena keterbatasan pengetahuan dan permodalan.
Di Rejosarimataram banyak embung dan rawa yang selama ini pemanfaatannya sebatas untuk pertanian. Wilayah Rejosarimataram mencapai 770 hektare, terbagi dalam sembilan dusun. Di titik-titik tertentu, sudah ada embung dan rawa yang potensial.
“Kalau irigasi baik dan pembangunan serta pengelolaan dengan baik, harapannya petani bisa leluasa menanam padi dua kali setahun. Pemanfaatannya dapat mencakup sektor perikanan. Namun, masih kurang pembinaan dan anggaran untuk membangun serta memanfaatkan embung dan rawa secara maksimal,” kata dia. (D1)
wahyu@lampungpost.id