DESA Tulusrejo atau Bedeng 34, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur, mulai berdiri sejak 1932. Pembukaan wilayah oleh 24 kepala keluarga kolonisasi yang terdiri atas 142 jiwa.
Pada 1933, jumlah penduduk bertambah dengan kedatangan rombongan kolonisasi dari Yogyakarta sebanyak 50 KK yang berjumlah 257 jiwa. Kemudian, pada 1939, jumlah penduduknya makin bertambah dengan kedatangan rombongan kolonisasi dari Jawa Tengah. Perwakilan kepala desa pertama yang merupakan penunjukan pemerintah saat itu adalah Marto Suwarno yang menjabat sejak 1938—1940.
Desa Tulusrejo merupakan salah satu dari 12 desa di Kecamatan Pekalongan, Lamtim, yang terletak 2,5 kilometer arah timur kota kecamatan memiliki luas wilayah 565,35 hektare. Luas wilayah tersebut terbagi atas lima dusun.
Sedangkan jumlah penduduknya hingga kini 1.021 kepala keluarga atau 3.520 jiwa. Jumlah itu terdiri dari laki-laki 1.803 dan perempuan 1.717.
“Mata pencarian penduduk sebagian besar sebagai petani/pekebun yang mencapai 534 jiwa atau 15,11%. Sisanya adalah wiraswasta mencapai 401 jiwa atau 11,35%, selebihnya karyawan swasta, buruh harian lepas, dagang, PNS, dan lain-lain,” kata Kepala Desa Tulus Rejo, Hartono, Selasa (5/1).
Dia menambahkan mata pencarian masyarakat sebagai petani desanya memiliki luas sawah irigasi teknis yang mencapai 234,95 hektare. Sementara untuk tanah tegal atau ladang ada 80,90 hektare. “Untuk wilayah yang menjadi permukiman warga ada 181,32 ha,” ujarnya. (JON/D1)