PERDHANA WIBYSONO
DESA Talangbaru, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, mempersiapkan rencana pemerataan pembangunan jangka panjang di setiap dusun. Rencana tersebut dengan menggunakan anggaran dana desa (DD) yang merupakan program Pemerintah Pusat.
Kepala Desa Talangbaru Ahmadi menjelaskan pemerataan pembangunan sudah berjalan di seluruh dusun. “Pembangunan sudah berjalan di lima dusun yang ada,” kata dia, Minggu (7/2).
Pembangunan fisik berjalan dengan prioritas dan bertujuan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar. “Rencana pembangunan berjenjang dengan awalnya musyawarah di tingkat RT dan dusun,” ujarnya.
Pihaknya paling banyak melakukan pembangunan fisik berupa jalan cor penghubung antardusun dengan menggunakan anggaran DD. “Jalan penghubung sangat vital untuk mendongkrak perekonomian masyarakat,” katanya.
Selain kegiatan fisik, DD digunakan juga untuk pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan sumber daya masyarakat. “Selain pembangunan fisik, kami juga menggunakan dana desa untuk pembangunan SDM,” ujarnya.
Beberapa bidang pembinaan dan pemberdayaan masyarakat, meliputi keagamaan, olahraga, kesenian, kepemudaan, dan kesehatan serta sosial. “Pembangunan yang kami lakukan harus seimbang antara fisik dan SDM. Dengan meningkatnya pembangunan fisik dan SDM, secara otomatis akan mendongkrak perekonomian sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat,” ujarnya.
Pada 2020 lalu, beberapa sejumlah rencana pembangunan di Desa Talangbaru gagal terealisasi akibat pandemi Covid-19. “Rencana tersebut tertunda dengan adanya pandemi,” katanya.
Pembangunan infrastruktur hanya terealisasi pada tahap pertama pencairan DD 2020 untuk pembangunan infrastruktur jalan di Dusun II dan IV. “Jalan dapat terealisasi karena masih tahap awal sehingga belum terpengaruh pandemi Covid-19,” katanya.
Namun, pihaknya berupaya melanjutkan pembangunan yang tertunda pada 2020 tahun ini. “Kami akan meneruskan pembangunan yang tertunda itu pada tahun ini,” katanya.
Bantuan Sosial
Pandemi yang melanda membuat seluruh anggaran pembangunan fisik pada 2020 beralih untuk bantuan sosial masyarakat bagi masyarakat Talangbaru yang terdampak, berupa bantuan langsung tunai (BLT).
“Sejak pandemi melanda seluruh anggaran dana desa beralih untuk penanganan Covid-19 berupa bantuan tunai langsung. Kami pun langsung mendata masyarakat agar tidak tumpang tindih dengan program bansos lain,” ujarnya.
Di Desa Talangbaru ada 132 kepala keluarga (KK) yang mendapatkan program BLT yang bersumber dari anggaran DD. “Penerima BLT juga tidak sembarangan karena harus memenuhi sejumlah kriteria,” ujarnya.
Setiap warga atau KK penerima BLT mendapatkan uang tunai Rp600 ribu/bulan yang dibayar setiap pencairan DD. “Penyaluran BLT sesuai dengan pencairan tahapan DD,” katanya.
Pada awal masa pandemi Covid-19, anggaran DD selain untuk pembagian BLT juga untuk membeli alat pelindung diri (APD) berupa masker, hand sanitizer, disinfektan, dan thermo gun.
“Pada waktu itu sulit mendapatkan masker medis sehingga kami mencari alternatif dengan membagikan masker kain kepada masyarakat,” ujarnya.
Dia menambahkan berdasarkan petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis penyusunan RAPBDes tahun ini, anggaran DD masih untuk BLT. “Jadi pembagian BLT masih menjadi prioritas pemanfaatan DD tahun ini. Hal itu sesuai dengan juklak dan juknis yang kami terima,” katanya.
Namun, untuk tahun ini, masyarakat tidak akan menerima nominal yang sama seperti tahun lalu karena ada pengurangan. “Untuk nilainya berkurang, tapi berapa pasti nilainya tunggu informasi terbaru karena takutnya berubah lagi,” katanya. (D1)
perdhana@lampungpost.id