AAN KRIDOLAKSONO
PANDEMI covid-19 yang masih berlangsung hingga kini masih menjadi tantangan aparatur Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, dalam melaksanakan program pembangunan. Meski penanggulangan covid-19 menjadi tugas utama, hal itu tidak menghentikan program pembangunan infrastruktur yang sudah menjadi visi dan misi pemerintah desa.
Kepala Desa Bangunrejo Rohgiyanto mengatakan walau tahun lalu ada pengalihan sebagian dana desa untuk program pembangunan untuk penanggulangan bencana covid-19, pihaknya masih bisa melaksanakan membangun infrastruktur.
“Tahun pertama menjabat kepala desa, memang penuh tantangan. Penanggulangan covid-19 menjadi fokus utama, tetapi kami juga tidak boleh melupakan pembangunan infrastruktur yang sudah menjadi visi dan misi,” kata dia, Minggu (21/2).
Dia mengungkapkan tahun lalu pemerintahannya menganggarkan dana desa untuk kegiatan pembangunan cor beton sepanjang 762 meter, pembangunan jembatan, dan talut dengan menelan anggaran mencapai Rp661 juta. Namun, rencana itu berubah karena pandemi covid-19.
Pemerintah Desa Bangunrejo pun memangkas anggaran untuk pembangunan jembatan dan talut. Volume pembangunan jalan cor beton pun berkurang menjadi 615 meter. “Dari total dana pembangunan Rp661 juta, kami alihkan Rp327 juta untuk penanggulangan dan pencegahan covid,” ujarnya.
Dia menambahkan pihaknya tetap melaksanakan pembangunan jalan cor beton karena jalan tersebut sangat mendesak untuk sarana transportasi masyarakat. “Kenapa pembangunan jalan ini tidak kami alihkan. Sebab, masyarakat membutuhkan peningkatan jalan itu. Apalagi jalan ini juga sebagai jalan pertanian,” ujar dia.
Pihaknya berencana melanjutkan pembangunan jembatan dan talut yang tertunda tahun lalu dengan menggunakan dana desa tahun ini. “Masyarakat sangat membutuhkan jembatan dan talut itu,” kata dia.
Untuk Covid-19
Pada 2021, Desa Bangunrejo memprioritaskan penggunaan dana desa untuk pencegahan dan penanganan pandemi covid-19. Prioritas pertama yakni menyalurkan bantuan langsung tunai kepada 130 warga kurang mampu yang terdampak covid-19.
Prioritas kedua pembangunan infrastruktur secara swakelola dengan sistem padat karya tunai desa untuk memperkuat daya tahan ekonomi dan pendapatan masyarakat. “Penggunaan dana desa tahun ini masih sama seperti tahun lalu. Anggaran untuk pembangunan kami pangkas dan mengalihkannya buat pencegahan dan penanganan covid-19,” kata Rohgiyanto.
Dia mengungkapkan jumlah pendapatan dan belanja desa sekitar Rp1,5 miliar, dengan perincian dari dana desa Rp893 juta dan alokasi dana desa (ADD) Rp610 juta. Dari jumlah total anggaran DD itu sekitar Rp680 juta digunakan membantu masyarakat yang terdampak covid-19 melalui program padat karya tunai desa dan bantuan langsung tunai.
Menurut dia, program pembangunan yang terpangkas untuk membantu masyarakat yang terdampak covid-19, di antaranya pembangunan cor beton yang semula panjang 762 meter menjadi 615 meter. Sementara pembangunan jembatan dan talut tertunda karena dananya digunakan untuk bantuan langsung tunai terhadap 130 keluarga kurang mampu.
“Kami berharap dengan berbagai program ini dapat meringankan beban ekonomi masyarakat akibat covid-19. Selain itu, kami juga mengimbau warga untuk ketat menjalankan protokol kesehatan sebagai upaya memutus rantai penyebaran covid-19,” ujarnya. (D1)
aankrido@lampungpost.id